Hubungan Jiwa, Bioskop, Imunitas Menurut Filsafat





Menyikapi pengakuan Wiku Adisasmito Juru Pekerjaan Perlakuan Covid-19 yang menjelaskan jika bioskop berperan untuk tingkatkan kekebalan warga yang terkait dengan perlakuan covid-19. Kelihatannya sedikit lebay.
Banyak jalan keluar yang tidak berefek untuk meningkatkan kekebalan badan dalam mengatasi Covid-19. Semuanya bisa kita dapatkan disekitar kita.

Mulai dengan konsumsi makanan yang berguna sampai lakukan pekerjaan yang yang beri kesegaran jiwa, seperti beribadah serta hal positif yang lain.

Saat epidemi Covid 19 menempa warga dunia. Hal yang disarankan ialah jaga jarak atau mengaplikasikan social distancing hingga memutuskan penebaran virus Covid-19.

Oleh karenanya pemerintah batasi gerakan manusia dengan ketentuan lock down disebagian negara dunia atau PSBB (Limitasi Sosial Sekala Besar) yang dilaksanakan di Indonesia yang berimbas larangan, contohnya melihat di bioskop atau lokasi hiburan yang lain yang dipadati beberapa orang.

Bila diberi pertanyaan apa melihat di bioskop bisa tingkatkan kekebalan? Sebetulnya untuk menjawab pertanyaan ini harus dilaksanakan tes dengan cara empiris. Seorang harus diukur imunitasnya sebelum masuk bioskop serta kembali lagi dihitung sesudah keluar bioskop. Karena itu hasilnya akan selekasnya terjawab. Pakar kesehatanlah yang perlu menjawabnya.

Tapi Bila disaksikan dengan kacamata filsafat. Karena itu jawaban sebetulnya pada jawaban dari pertanyaan apa jiwa pada orang manusia yang sedang ada dalam tempat selingan seperti bioskop bisa meningkatan kekebalan pada badan. Filsafat menjawab dengan tiga jawaban. Iya, kemungkinan, serta tidak atau harus, imkan, serta tidak mungkin.

Jadi harus, bila semua ketentuan kenaikan kekebalan telah dipenuhi. Bioskop bukan salah satu karena atau ilat tam meningkankan kekebalan. Bermakna jawababnya bukan harus. Imkan, bila masih bicara akan ada kesempatan untuk memperoleh kekebalan. Tidak mungkin, bila tidak ada kesempatan benar-benar untuk tingkatkan kekebalan badan. Pandangan filsafat berkaitan jalinan pada materi serta fisika tidak ada yang tidak mungkin.

Cukup dengan ada di bioskop, tidak punya pengaruh pada kekebalan tubuh. Tapi jiwa harus memperoleh reaksi dengan kedatangan kita di bioskop. Sesudah mendapatkan proses dari bioskop, karena itu jiwa jadi bahagia atau depresi. Tiap reaksi jiwa pasti impak pada badan serta dan termasuk juga skema imun.

Beberapa periset menjelaskan semacam itu. Saya mencuplik satu salah satunya dari (Larasati, R. Jurnal Rasio Husada V.13) tuliskan jika "depresi psikologis atau situasi psikomatik menggerakkan perkembangan imunologi". Begitupun sebaliknya, kebahagiaan akan memberikan dampak pada badan serta kekebalan badan.

Dalam filsafat, jiwa mempunyai fungsi yang semakin besar pada fisik. Situasi jiwa benar-benar tentukan dalam perubahan fisik. Serta jiwalah yang membuat badan, gerakkan badan, serta jiwalah yang memutuskan dalam aksi.


 

Postingan populer dari blog ini

Healthy Lifestyle

the world’s tallest steel-timber hotel to be built at Victoria Square

the same regardless of the architecture