Kala Kontemplasi dan Filsafat Bersinergi dalam Kehidupan




Apa makna sebetulnya dari hidup serta untuk apa sebetulnya kita hidup? Beberapa orang mengatakan kita sudah jadi juara serta sebelum kita dilahirkan ke dunia. Saya menemui kalimat terebut di antara perjalanan hidupku sesudah kira-kira seperempat era selalu bernafas.

Untuk mengenali arti dari hidup, sebetulnya kita harus berfilsafat. Pada akhirnya saya mendapatkan cuplikan dari salah satunya filsuf dan matematikawan populer asal Prancis, yakni Rene Descartes. Bunyi cuplikan itu ialah "cogito ergo sum" yang berarti saya memikir karena itu saya ada.

Sesudah saya memikir, rupanya yang saya pikir pertama-tama bukan jawaban dari pertanyaan itu. Tetapi, saya memikir adakah yang keliru saat saya menjejaki perjalanan hidup ini? Rasa-rasanya sedikit susah dipercayai karena seringkali saya berasa jika saya bukan siapa saja, seringkali kalah dalam beberapa pertarungan yang kutemukan di kehidupan.

Saya memikir demikian sebab saya ketidaktahuan dengan ketidakjelasanku yang tidak memahami akan arti dari kehidupan. Menurut pengetahuan alam, kita sudah menaklukkan beberapa ratus juta yang lain untuk dapat jadi kita yang saat ini. Apa itu cukup menunjukkan jika saya ialah seorang juara?

Saya lahir tanpa ada bawa apa-apa kecuali keyakinan jika saya berada di dunia ini karena usaha mengagumkan ibunda melalui sangat banyak purnama. Saya dilahirkan seperti kertas putih yang rapi yang bersih di dunia yang rupanya lusuh serta kotor. Tidak ada plang peringatan yang menjelaskan jika perjalanan hidupku ini akan sarat dengan rintangan, tikungan, serta tanjakan yang memaksaku membanting tulang untuk sebatas terlelap pada malam hari.

Tetapi demikianlah hidup, penjelajahan yang demikian mencekam ialah proses yang perlu kutempuh. Harus saya perlu berdamai dengan semua masalah serta bertemu dengannya seperti teman dekat lama. Sebab semasing dari kita ialah si juara, kemungkinan saya tak perlu kembali lagi berlomba-lomba dalam jalani hidup ini. Saya tak perlu menunjukkan ke siapa juga mengenai bagaimana saya hidup seharusnya.

Saya yang saat ini ialah dari hasil keputusan-keputusanku di waktu dulu serta akulah yang memiliki hak dan bertanggungjawab atas hidup yang saya lalui. Saya meresap ke proses yang saya lewati karena berkembang bukan satu medan perang. Tidak ada musuh kecuali diri kita yang susah ditaklukkan.

Berkembang bermakna terima segalanya di seputar kita serta membuatnya teladan supaya kita masih belajar. Tidak ada garansi dari hidup kecuali kematian. Apa kita dapat terima serta jalani semua prosedurnya dengan lega dada?

Mudah-mudahan kita dapat jadi secercah berharap buat mereka yang dirundung risau dengan menceritakan serta bagikan semua yang diberi kehidupan supaya kita bisa belajar hidup bersama-sama. Membuat kembali lagi keyakinan jika segala hal yang berlangsung di seputar ialah baik ada bila kita dapat memisah mana yang kira-kira bagus untuk kita.

Memupuk; dibuat. Membentuk; dipupuk

Silahkan kita nikmati semua proses kehidupan di selama perjalanan karena jadi manusia ialah berproses tiada henti. Memang ada saatnya yang dicari akan hilang, yang dikejar akan lari, yang dinanti akan pergi, yang diharapkan tidak segera tiba. Tetapi yakinlah, Si Pencipta itu sangat baik.


 

Postingan populer dari blog ini

Healthy Lifestyle

the world’s tallest steel-timber hotel to be built at Victoria Square

the same regardless of the architecture