Manusia Makhluk Unik dan Sisi Gelapnya yang Direpresi





Manusia adalah makhluk unik yang penuh enigma. Selama hidup, dia belajar. Semua yang berada di bawah kolong langit, serta di atas bumi, ialah laboratorium. Kebun pengamatan. Dia pelajari kosmos, dia pelajari lingkungan, dia pelajari seseorang, dia pelajari dirinya.
Dengan pengamatan, Manusia memperlebar pemikiran. Dengan refleksi, Manusia menyelami kedalamannya. Selanjutnya, Manusia mempunyai pengalaman-pengalaman, Beberapa kesan, yang darinya selanjutnya dapat ambil sikap serta bertindak. Buat beberapa pengalaman yang terkesan, akan tersusun rapi dalam daya ingat. Tetapi, pengalaman yang tidak di gemari akan dia represi.

Hal yang tidak sudi akan diacuhkan serta dibuang, termasuk juga pengalaman-pengalaman yang loyo untuk membuat kesan-kesan sadar kepadanya. Selanjutnya, pengalaman-pengalaman yang awalnya Manusia ketahui itu, dipukul mundur, disudutkan, serta tersudut pada ruangan ketidaksadaran.

Apa beberapa kesan, pengalaman-pengalaman yang ada di bilik ketaksadaran itu musnah? Pasti tidak, hal itu tetap jadi koleksi, ikut serta dalam menyopir kesadaran dengan mengendap-ngendap arahkan manusia untuk melakukan perbuatan suatu hal.

Buat pengalaman yang tidak terkesan serta dipandang jelek, selanjutnya bisa menjadi "shadow", Bagian gelap dari seorang. Shadow berisi insting primitif serta negatif. Bagian buas serta kebinatangan pada manusia, yang dengan cara relijius serta sosial tidak mendapatkan animo, seperti kejahatan, kemarahan, rasa iri, sakit hati, keserakahan, dan lain-lain.

"Shadow", seperti hakekatnya, condong direpresi, tidak disadari kehadirannya. Karena itu "Sahdow" itu, berupaya untuk diselinapkan. Paradoksnya, semua yang direpresi serta jadi "shadow", berusaha dengan seluruh diri coba untuk diprediksikan ke luar dari dianya. Dia mengatributkan apakah yang ada kepadanya untuk yang jelek pada seseorang.

Walau sebenarnya, dalam diri manusia sebetulnya sudah bersemayam semua tipe kejahatan yang dikutuk dengan cara sosial. Dia tidak ingin dipandang kriminil, penjahat, pemarah, nakal, serakah. Karena itu, tindak kekerasan dilaksanakan. Kekerasan yang berbentuk perorangan serta jadi aksi kolektif, hal itu yang disebut ekpresi dari "shadow" itu.

Serta "shadow" bisa menjelma jadi peperangan, kedengkian pada ras serta agama spesifik yang di luar dianya. Mereka sama-sama menyebutkan jika seseorang ialah penjahat, kriminil, dimana pada dasarnya mengkambing-hitamkan orang yang lain sebetulnya sisi dari usahanya menampik "shadow"-nya sendiri.

Serta apesnya, tiap dari manusia bersemayam bagian gelap itu. Satu "shadow" yang berusaha cari jalan ke luar untuk menggempur seseorang. Sering, dia dibungkus dengan kedok agama, keunggulan ras, serta atas nama kebenaran yang bila ditelisik bertambah jauh adalah satu ke-irasional-an.

Oleh; Muhamad Tonis Dzikrullah






 

Postingan populer dari blog ini

Healthy Lifestyle

the world’s tallest steel-timber hotel to be built at Victoria Square

the same regardless of the architecture